15 Agustus 2010

REUNI 2010

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka menjalin tali silaturahmi antar alumni smp negeri 1 padangan mulai lulusan 1976 s/d 1979 akan diadakan REUNI AKBAR yang Insya Allah besuk pada :

HARI / TANGGAL : SABTU, 11 SEPTEMBER 2010
TEMPAT                : KAMPUS SMP N 1 PADANGAN
WAKTU                : Pkl. 09.00 WIB - Selesai

Kami mengharapkan kepada rekan-rekan sudilah kiranya meluangkan waktunya untuk menghadiri acara reuni tersebut, dan pemberitahuan ini sebagai Undangan dari kami. Dan apabila rekan - rekan ingin berpartisipasi kirim ke bank mandiri no. rek. 155-00-0221634-2
a/n Asih Juniati Kiswindiari (bendahara panitia angk. 76).
wasssalamu'alaikum Wr. Wb.
Ketua Panitia
ttd
ASIH

02 Agustus 2010

DATA TEMAN KITA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
31 tahun sudah kita tak bertemu, untuk itu saya berusaha untuk menjembatani kerinduan teman-teman kita walau hanya lewat blogger, dan pada hari ini tambah lagi satu teman kita bergabung beliau adalah :

Nama                         : ISTIIYOHADI
Alamat                       : PERUM YKP PENJARINGAN SARI II / E - 23 RUNGKUT SURABAYA
No. Telp.                   : 031 8704919
No. HP.                    : +6281803047482

Semoga teman-teman yang sudah rindu dan mempunyai kenangan indah dikala masih duduk dibangku smp bisa menghubungi langsung, dan bagi yang belum bergabung saya mohon untuk segera bergabung.
Untuk Istiyohadi saya tunggu kiriman tulisannya atau ceritanya untuk meramaikan blog kita.
Mohon ma'af apabila ada kesalahan ketik ataupun apa saja dalam penulisan data tersebut diatas, saya selalu menunggu saran dan kritik dari teman-teman.
Sukses selalu buat teman-temanku alumni "79 smpn 1 padangan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


akhmad suryadi

07 Januari 2010

REUNI 2007


 Assalamu'alaikum wr. Wb.
Yang saya hormati dan yang selalu kurindukan teman-temanku alumni ,79 SMPN 1 PADANGAN.
Semoga Allah SWT, selalu memberikan kesuksesan dalam setiap aktifitas kita sehari-hari, amin
Dalam episode kali ini saya akan menayangkan foto-foto kita waktu REUNI TH. 2007 dengan lokasi Hotel Mega Bintang Cepu, dan ada penambahan foto-foto Reuni tahun 2009, lokasi kampus SMPN 1 Padangan, ini semua atas kiriman teman kita FIRDAUS MUTTAQIE, semoga bisa menjadi pengobat rindu kita kepada teman-teman, dan bisa membangkitkan memori kita dikala masih sama-sama duduk dibangku sekolah.
Sukses selalu buat teman-temanku semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

25 Desember 2009

Cerita Lucu kiriman Firdaus Muttaqie

Asyiknya Jaga Koperasi Sekolah

Saya sangat senang bila mendapat tugas piket jaga koperasi sekolah. Sehingga secara sengaja dan penuh sukarela saya mau menggantikan tugas teman apabila kebetulan dia yang mendapatkan tugas. Dan biasanya, jika tugas jaga koperasi ini saya berdua dengan Iqbalus Zaman. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa saya sangat menyukai tugas ini. Pertama, saya bisa mendapatkan uang jajan yang cukup banyak. Mengapa? Sebab, saya dan Balus dengan sengaja menaikkan semua harga barang mata dagangan tersebut sebesar Rp. 5,- (lima rupiah). Dari usaha ini, saya dan Balus bisa mendapatkan bagian masing-masing Rp. 100,- Padahal uang segitu merupakan bekal saya setiap harinya, yaitu untuk transport Ngraho-Padangan PP Rp. 50,- dan makan pagi Rp. 30,-. Jadi sudah sangat cukup untuk bekal sekolah.
Kedua, merupakan arena untuk membolos sekolah yang sama sekali bebas dari dimarahi guru. Apabila jaga koperasi, maka praktis selama sehari penuh tidak bisa ikut pelajaran di kelas. Sebab, sejak jam pertama seudah harus mencocokkan antara jumlah barang dengan catatan yang ada. Dan selepas istirahat kedua mendata kembali barang dagangan yang terjual dan yang tidak.
Ketiga, ya arena untuk berkenalan dan menggoda cewek-cewek, baik seangkatan maupun yang adik kelas. Makanya, lewat jaga koperasi inilah aku bisa banyak kenal cewek semasa di SMP.


Cara Membolos Smart
Sejak kelas 3 SMP, saya benar-benar mengalami kesulitan bila ingin membolos pelajaran, terutama bila rasa kantuk berat tiba atau jenuh saja. Biasanya arena membolos yang enak dan nyaman adalah pergi ke belakang sekolah lantas menggelar tikar dan tidur di bawah rumpun bambu. Dengan desiran angin pematang yang membisikkan cerita menjelang tidur semakin mempercepat proses tidurku. Setiap saya tidak ada di kelas, guru yang mengajar pasti segera tahu jika saya tidak berada di kelas. Dan lantas guru tersebut memerintahkan salah seorang teman untuk memanggil saya yang sudah jelas di mana keberadaannya. Begitu di kelas, yang pasti saya dimarahi sama guru karena tidak memberi contoh yang baik kepada teman-temannya.
Sejak itulah, saya lantas mencari akal bagaimana caranya bisa membolos sekolah namun aman dari kemarahan guru. Akhirnya saya temukan tiga modus operansi, yaitu: Pertama, piket jaga koperasi tersebut. Kalau keputusan ini di ambil, maka harus siap sehari tidak sekolah. Namun, terkadang hal ini juga kurang baik jika keseringan. Kedua, piket bikin teh untuk minum para guru dan karyawan.  Pola ini kurang begitu enak karena harus jam pertama dan berlangsung Cuma satu jam pelajaran. Padahal jam pertama itu kan maih semangat untuk mengikuti pelajaran di sekolah.
Nah, model ketiga inilah yang rupanya paling enak dan fleksibel, yaitu cukur rambut. Kalau cukur ramburt ini bisa dilakukan kapan aja dan seberapa lama, bisa 1 atau 2 jam pelajaran. Kita semua tahu kan kalau para guru kita paling tidak suka jika rambut kita agak panjang sedikit? Maka dari itu, Pak Kisno itu sangat suka jika ada muridnya yang pinjam gunting untuk cukur rambut di sekolah. Biasanya saya cukur rambut ini sama Endro Helm, yang rumahnya pinggir Nggawan itu lho. Dan biasanya Pak Kisno sangat gembira sambil senyum-senyum bila kami berdua menemuinya untuk meminta ijin meminjam gunting cukur. Nah, di sinilah membolos paling enak meskipun harus sedikit memotong rambut sebagai bukti bahwa kami benar-benar mencukur rambut.

Meminjam Catatan
Sewaktu Reuni I di Hotel Bintang Mas Cepu, 2007, begitu bertemu, Didik Subiyanto langsung meminta saya untuk menulis di atas secarik kertas. Hal ini untuk membuktikan bahwa saya masih seperti yang dulu atau tidak, yaitu tulisannya jelek sekali, seperti cakar ayam dan susah untuk dibaca, apalagi dituruni jika pas ulangan. Siapa pun yang pernah satu kelas dengan saya pasti tahu betapa mengenaskannya kualitas tulisan saya. Itu pun masih di singkat-singkat dan penuh tanda panah serta garis-garis lainnya jika menulis pelajaran di buku. Sehingga, jika ada teman mau pinjam catatan saya akhirnya menjadi marah atau justru sedih karena meraa prihatin atas keadaan ini.
Namun demikian, ada tiga cewek yang kadang-kadang meminjam catatan saya untuk dibawa pulang. Saya tidak tahu, apakah mau dikutip tulisan saya atau entah diapakan. Karena saya adalahj salah satu orang yang baik hati dan tidak sombong, maka selalu saya pinjamkan bila teman cewek tadi meminjam catatn saya. Dan esoknya, tatkala buku itu dikembalikan ke saya senantiasa ada tulisan terima kasih di secarik kertas putih yang diselipkan di antara lembaran buku tersebut.
Kejadian itu sering berlangsung dan bergantian di antara tiga cewek tersebut. Betapa tolonya diriku ini. Saya baru tahu bahwa kejadian semacam itu ternyata tersirat mengandung maksud yang begitu lembut dari lubuk hati terdalam seorang wanita yang penuh kelembutan dan syarat makna. Itupun saya mengetahuinya secara tidak sengaja setahun yang lalu. Suatu saat, saya mencari tayangan berita di Televisi. Ketika sedang memindah-pindah channel itulah saya kok berhenti sebentar di stasiun TV yang sedang menayangkan sebuah sinetron remaja. Dan kebetulan adegannya sedang menayangkan kejadian yang setipe dengan apa yang saya alami sewaktu saya masih duduk di bangku SMP. Dan dari tayangan yang sekilas itu akhirnya saya baru tahu bagaimana bahwa ternyata seorang wanita itu begitu pandai dan halus serta lembutnya nya dalam membungkus dan mengungkapkan keinginan perasaannya  kepada lawan jenisnya.
Dari situ saya lantas merasa ada satu kesalahan dalam diri saya mengapa saya tidak merespon sinyal yang ada saat itu. Saya merasa prihatin terhadap diri saya mengapa saya tidak meresponnya saat itu. Seharusnya sudah diselesaikan saat itu juga sehingga tidak ada sesuatu yang terus terngiang hingga puluhan tahun berjalan. Sungguh, saya ini semakin terbukti memang tidak begitu mengerti dunia wanita, kecuali sekadar merasakan wanita secara fisiknya ya.

Bukti Perkawanan Sejati

Kejadian ini terjadi saat kelas II-B. Yaitu di saat tiang kayu teras kelas di ujung utara sisi barat ini sedang dicat hijau tua. Saat itu, Rosida tidak tahu jika sedang ada pengecatan tiang. Dia pun berpegangan kepada tiang kayu itu sebagaimana biasanya. Akhirnya, saku seragam Rosida pun terkena sedikit cat.
Melihat ada teman seragamnya terkena sedikit cat, dengan serta merta Supriyadi, teman dari Pengkok yang senantiasa berambut klimis itu lho, mengambil lap dan dicelupkan ke thinner, minyak cat. Setelah itu lantas mendekati Rosida dan membersihkan saku Rosida yang terkena cat tersebut. Tanpa ada perasaan sesuatu, Supriyadi dengan asyiknya membersihkan saku seragam Rosida sampai bersih. Sedangkan Rosida juga manut saja dibersihkan sakunya yang terkena cat.
Setelah selesai semuanya, saya baru mendekati Supriyadi untuk mengingatkan bahwa di balik saku seragam itu kan pas organ tubuh wanita yang paling membuat wanita menjadi seksi dan menarik. Apakah kamu tidak sadar bahwa semua kegiatanmu tadi otomatis mengusik stabilitas isi saku seragam tadi? Jawab Supriyadi, “Saya tidak pernah berpikir sejauh itu. Yang saya lakukan ya sekadar menghilangkat cat  yang menempel di saku Ida tadi”.
Inilah bukti bahwa persahabatan kita selama SMP itu tidak ada perasaan lain selain ketulusan dan kepolosan. Dan modal inilah yang membuat sebuah persahabatan itu menjadi lekat dan erat karena tanpa ada kepentingan sedikit pun dan perasaan di dalamnya. Untuk itu, kita berharap bahwa apa yang telah terjadi selama kita di SMP itu benar-benar terus terwujud hingga seterusnya. Dan jangan sampai label-label sosial yang menempel pada setiap kita saat ini menciptakan jurang pemisah sosial di antara kita.

Predikat Regu Terjelek
Kejadian ini terjadi sewaktu kelas II B. Saat itu ada perkemahan SMPN Padangan di Watujago. Semua siswa harus mengikutinya. Regu saya adalah Falih Suaedy, Didik Subiyanto, Endro Helm, Firdaus Muttaqie, Hamang, Sugiarto, Adi Purwanto DW, dan Iqbalus Zaman. Kebetulan sekali, satu regu ini niatnya sekadar ingin ikut camping, bukan ingin merebut predikat yang terbaik di banyak penilaian. Sehingga kegiatan perkemahan itu dijadikan sebagai wahana rekreasi, bukan mencari predikat terbaik.
Semangat itulah yang menyemangati setiap kegiatan selama masa perkemahan tersebut. Misalnya, ketika lomba memasak tiba, dari pada repot-repot memasak, maka lebih baik beli saja. Kebetulan disekitar lokasi perkemahan banyak warung yang sengaja buka. Maka diputuskan beli pecel di mana sambal dan sayurnya dipisah. Baru kemudian ditata di tenda untuk kemudian diikutkan sebagai peserta lomba memasak. Dan ketika ditanya, iapa yang belum makan, maka regu kami pun bilang kalau kami belum makan. Sehingga nasi pecel itu pun dikembalikan lagi dan lantas kita santap ramai-ramai.
Ketika acara penjelajahan, ada tanda sandi arah yang kami pindahkan. Yang seharusnya belok kiri lantas kami pindah upaya pindah kanan. Akibatnya, ketika kami sedang berada dipos untuk mengerjakan tugas-tugas pembina, saya melihat regu-regu di belakang kami pada kesulitan naik tebing karena salah arah. Dan tentu saja mereka tidak menemukan pos pembina. Melihat polah tingkah teman-teman lainnya, termasuk kami lihat Istiyorini, Umi Kulsum, dan lain-lain kesulitan menaiki tebing, kami pun terbahak-bahak dibuatnya melihat polah tingkah regu teman-teman putri di belakang kami.
Air sumur yang ada di lokasi perkemahan sering agak keruh karena saking banyaknya yang menggunakannya. Kebetulan sekali Didik Subiyanto memiliki saudara yang bertugas tidak begitu jauh dari lokasi perkemahan. Akibatnya, kami seregu tidak pernah mandi di lokasi melainkan selalu mandi di rumah dinas saudara Didik tersebut. Selain airnya jernih dan banyak sekali cadangannya, yang jelas dijamin bebas antri karena hanya kami berdelapan yang menggunakannya.
Saking asyiknya bersenang-senang, regu kami sampai tidak tahu yang namanya jadwal kegiatan. Pokoknya kalau ada perintah melakukan sesuatu ya kita lakukan saja.  Suatu sore, saat kami pulang dari mandi di saudara Didik, ternyata seluruh regu sudah berangkat mengadakan kegiatan karnaval. Kami sama sekali tidak tahu jika ada acara karnaval setiap regu. Kami berpapasan rombongan karnaval  dekati jalan raya. Maka dari itu, dengan lari-lari kami menuju tenda dan langsung membuat skenario tema karnaval. Temanya menangkap pencuri. Lalu, Endro kami minta lepas baju dan diberi obat merah di muka dan tubuhnya yang menandakan berdarah-darah habis dipukuli. Sedangkan yang lainnya berpakaian hansip, sarung disampirkan tubuh menandakan kalau sedang ronda. Tentu saja tak ketinggalan kentongan.
Saat acara jurit malam, kami dibangunkan tengah malam untuk melakukan pelacakan jejak yang telah disiapkan pembimbing. Akhir jurit malam di TPK Watujago. Selama perjalanan memang diganggu dengan berbagai gangguan, dan biasanya bernuansa hantu. Berhubung kami yakin bahwa itu semua cuma rekaan, maka kami pun ganti mengerjai mereka. Hantu pocong yang tampak di depan Pos Pemeriksaan Hasil Hutan langhsung kami lempari dengan batu yang memang sudah kami siapkan. Apa yang terjadi, sangh pocong itu teriak-teriak minta tolong agar jangan dilempari batu.
Ketika perkemahan usai dan diumumkan hasilnya di sekolah, regu yang paling jelek nilainya adalah regu kami, salah satu regu pria kelas II-B.

Penghapus Layang
Kejadian ini saat aku kelas II-B. Waktu itu Pak Sujoko PA (Pendek Asli) sedang memberi pelajaran Bahasa Jawa. Saya sedang asyik ngobrol dan guyon dengan Didik Isdiyanto. Mungkin karena lama-lama merasa jengkel, Pak Joko lantas marah dan langsung melemparkan penghapus kayu ke arah saya. Melihat dilempar benda keras, dengan sigap saya mengelak ke samping dengan cepat. Akhirnya penghapus terus meluncur ke belakang jatuh di atas meja belakang saya. Saat itu Sulistyo sedang bermain-main melongok ke tempat buku. Berhubung jidat Sulis sejajar dengan permukaan meja, maka penghapus itu pun akhirnya mendarat di jidat Sulis. Akibatnya, jidat Sulis pun langsung benjol cukup besar.

Gatot Mujito Sunat

Ingatkah kita dengan salah satu teman kita yang bernama Gatot Mujito? Itu lho, teman kita yang berasal dari Ngradin, putra pak Lurah Ngrdin saat itu. Bila bersekolah naik sepeda. Badannya agak gemuk dan rambutnya selalu potong pendek. Ternyata, teman kita yang sudah mengoleksi banyak “tato” sejak kecil ini, bahkan hampir sekujur tubuhnya di”tato” warna putih ini ternyata seorang yang sangat penakut.
Begini ceritanya. Hari terakhir ujian terakhir kelulusan (EBTA), saya didekati gatoto Mujito. Sambil berbisik, sambil malu-malu dia bilang, “Kik, sesok teko ning omahku yo. Soale aku sesok arep sunat (khitan).” “Jha, kowe iki lagi sunat bar lulusan SMP?” tanyaku sambil tak percaya. “Yo”, jawabnya mantap. “Oke, aku gelem teko ning omahmu nek aku mbok gawekno madu mong”, jawabku. “Heeh”, jawab pak polisi yang sekarang tugas di Semarang ini.
Siangnya saya datang ke rumahnya di Ngradin. Dan dari kejauhan sudah terdengar gending-gending Jawa yang dikumandangkan lewat loudspeaker yang di taruh di atas pohon kelapa yang menjulang tinggi di pendopo kelurahan. Saya menghampiri pusat keramaian tersebut dan langsung bersalaman dengan Bapaknya. Begitu saya dipersilahkan masuk dan duduk di kursi kayu, tak lama kemudian Gatot Mujito pun keluar memakai sarung dengan jalannya yang terpekeh-pekeh karena habis “dipotong paruh burungnya”. Di tangan kanannya membawa piring dengan bungkusan kertas warna-warni. “Nyoh, iki pesenanmu”, jawabnya sambil menyodorkan piring tersebut di atas meja tepat di depanku. Ternyata piring tersebut berisi madu mongso demi memenuhi pesananku. Ternyata, dia hanya membuat madu mongso ya Cuma sepiring itu khusus buatku. Wah hebat benar teman kita ini, sangat konsekuen dengan ucapannya dan pintar menghargai dan menghormati orang lain. Setelah saya cicipi satu bungkus, ternyata nikmat juga rasanya madu mongso tersebut.
Ketika saya berpamitan dan masih menyisakan banyak madu mongso tersbut, dengan sigap Gatot Mujito memaksa saya untuk membawa puilang semua madu mongso tersebut karena memang itu dikhususkan buat saya, bukan yang lain. Namun sayang, sejak khitan itu saya sudah tak pernah bertemu lagi sama “kolektor tato warna” ini. Hanya kabar yang saya terima dari teman, edy haryanto dan Supardi, bahwa dia jadi pak polisi di Semarang. Semoga saja dia bisa hadir di Reuni kita yang akan datang dengan kita lihat masih koleksi tato apa tidak ya.

24 November 2009

CD REUNI ALUMNI '79 SMPN PADANGAN

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Teman-temanku tercinta dimanapun berada,
Salam sejahtera, semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberikan kesuksesan dalam setiap aktifitas kita sehari-hari. Amin 3 x Ya Robal Alamin.
Sehubungan dengan telah selesainya peng editan CD waktu kita bereuni pada hari Rabu, tanggal 23 September 2009 lalu, saya bermaksud mengirim satu persatu kepada teman-teman semua, dan untuk sementara ini saya hanya bisa memberikan cuplikannya yaitu dengan membuka FB saya, karena file nya begitu besar, untuk selanjutnya akan saya gandakan dan saya kirimkan via pos dengan persetujuan Bp. Gusyanto sebagai penyandang dananya, dan untuk sementara karena beliaunya masih sibuk, saya mohon teman-teman untuk sabar menunggu.
Sukses selalu buat temanku tercinta "Alumni '79 SMPN 1 Padangan".
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Akhmad Suryadi

20 November 2009

KIRIMAN TEMAN KITA (FAQIH ZUHDI SYUHADA)



JAKARTA (bisnis.com):
Lemahnya sistem karantina di Indonesia banyak dimanfaatkan negara asing untuk kepentingan ekonomi melalui penyebaran virus penyakit menular pada hewan dan tanaman.

Ketua Asosiasi Masyarakat Karantina Indonesia (Astina) Faqih Zuhdi Syuhada mengatakan perlunya mewaspadai sistem karantina yang diberlakukan pemerintah terhadap produk asing dari kemungkinan membawa virus adalah belajar dari masuknya virus flu burung.

"Akibatnya kita pun harus mengimpor daging unggas dari luar negeri untuk kebutuhan domestik. Berjuta-juta unggas terpaksa dimusnahkan. Belum lagi negara harus menanggung biaya pembelian serum flu burung yang harganya sangat mahal," ujar Faqih dalam diskusi hari ini.

Selain virus tersebut, katanya, masih banyak virus dan hama penyakit yang masuk dari luar negeri seperti virus flu babi, penyakit sapi gila serta hama pada beberapa tumbuhan. Kerugian yang diderita Indonesia akibat lemahnya sitem karantina sering kali menjadi keuntungan tidak langsung bagi negara tertentu.

Kendati tidak menyebutkan nama negaranya, Faqih menyebutkan sejumlah negara dapat meningkatkan ekspornya ke Indonesia setelah terjadinya wabah penyakit tumbuhan atau virus hewan. Faqih mencontohkan apel Soe yang terkenal dari Nusa Tenggara Timur sebelum era tahun delapan puluhan. Tetapi apel tersebut kini sudah tidak tumbuh di provinsi tersebut akibat terserang hama ganas pada 1984.

"Anehnya apel Soe kemudian terlihat menjadi komoditas ekspor dan banyak tumbuh di Australia," katanya.

Dia menambahkan dengan kemajuan bioteknologi maka tanaman dan hewan bisa dibawa dalam bentuk sel. Dengan demikian UU Nomor 16/1992 harus segera diperbarui. Jika hanya mengandalkan Undang-undang tersebut maka petugas karantina akan kesulitan mendeteksi keluar dan masuk tanaman dan hewan.

"Undang-undang Nomor 16/1992 tidak sedikit pun mengatur tentang keberadaan Badan Karantina Pertanian (BKP) sebagai penyelengara fungsi karantina." (tw)


FAQIH ZUHDI SYUHADA

18 November 2009

KIRIMAN TEMAN KITA


Pada pelajaran IPS yang kita terima sewaktu dijelaskan Pak Tain (Musta'in), masih teringat oleh kita bahwa negri kita ini adalah negri agraris yang subur, seperti kata koes plus “tongkat kayu, jadi tanaman” potensi lautnya melimpah “bukan lautan hanya kolam susu”. Tapi apa yang terjadi kini?. Negri kita “pernah” menjadi importer beras terbesar didunia, importer gula, sayuran, kedelai, buah2an bahkan bawang putihpun kebutuhan kita 100 % impor dari china, daging 600.000 ton lebih setiap tahun kita impor dari australia (belum lagi 300.000 ekor sapi kita impor). Koncoku, sedih kita melihat ini. Semua yang diatas ini beberapa tahun ini ada didepan mata saya, sedih sungguh sedih kita hanya menjadi konsumen yang besar. Kemana kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani dan peternak kita, memang sih sudah banyak yang kita lihat di tipi tipi atau di radio sudah melakukan ini dan itu untuk petani, peternak dan nelayan (PPN). Usul saya untuk negri ini, beri PPN itu fasilitas modal kerja yang cukup, jamin harganya beri bonus 10 – 30% dari produk yang dihasilkan bagi yang memproduksi dengan kualitas dan kuantitas baik. Itulah kenapa kang Sur aku sebut sebagai the real man in Indonesia, karena dari niat dan perbuatan yang dilakukan selama ini bersama petani mencari info lewat teknologi berbagi ilmu dan mencarikan patner supaya petani2 kita tidak terpinggirkan tetapi menjadi bangga karena menjadi penopang pangan di negri yang kita cintai ini…….. (wah…wah…wah, serius banget yo,  he…he…he, yo sing pertama ngomong serius engko selanjutnya cerito sing lucu-lucu, aku jamin insyaAllah edisi berikutnya iso lebih geeeer geeeran) sukses buat konco2 alumni 79 smp padangan.

Iki biodata ku :
Jeneng : fakih zuhdi
Jeneng popular ( he…he…he) : faqih syuhada
Alamat saiki : prima lingkar asri blok A6/9, caman, jatibening, bekasi
Telpone : 08176688063